kurikulum 2013 agama islam sd : Kisah Hendra, Mantan Pastur yang di Islamkan Guru Sekumpul

Asssalaamu'alaikum Sahbat Admin kurikulum 2013 agama islam sd.
Mari kita mengenang kembali kisah nyata dari ulama kita.. Abah guru sekumpul..
Pastur Diislamkan Abah Guru Sekumpul Dari seseorang mantan pastur, sebut saja Hendra (40).
Saya (Hendra) sejak kecil dididik dalam ajaran Kristen yang ketat. Bahkan oleh orangtua Admin, Admin disekolahkan hingga ke Vatikan. Sekian lama akhirnya Adminpun menyandang predikat sebagai pastur.
Saya juga memperoleh kepercayaan untuk menggembala umat di sebuah gereja di Banjarbaru, tepatnya seberang Unlam Banjarbaru. Sekitar tahun 2.000, Admin bersama rekan pastur lainnya berniat untuk rekreasi mengisi liburan akhir pekan. Tujuan kami ke Pantai Takisung, Tala.
Menggunakan bis pinjaman dari gereja di Banjarmasin, kami pun berangkat. Di pantai, kami mendirikan tenda. Sebagaimana kebiasaan, sebagai pastur Admin memperoleh tenda sendiri, jadi tidak ada teman dalam tenda Admin, sementara tiga tenda lainnya ada di dekat tenda Admin.
Sebelum tengah malam, kami pun masuk kemah dan terlelap. Pada tengah malam, Admin terbangun karena ada ucapan salam dari seseorang. "Assalamu'alaikum," kata orang asing itu. Salam itu diulang lagi sambil menepuk-nepuk tenda Admin. Penasaran, Admin pun bangkit dan keluar kemah. Karena Admin Kristen, Admin tak menyahut salam tersebut.
Saya lalu mengampiri seorang kakek yang belum pernah Admin kenal. Ia memakai jubah berwarna hijau dan bolang juga berwarna hijau, janggutnya hitam namun ada kombinasi putih di bagian ujungnya. Saya lalu salami tangannya. Aneh, kehalusan tangan kakek itu lebih halus rasanya dari kain sutra. Pada bagian jempol kanan kakek itu seperti tidak bertulang. "Kenapa jempol kakek seperti tidak bertulang," tanya Admin. "Oh ini akibat kecelakaan, tapi nanti saja Admin ceritakan," kata kakek itu. "Ada apa kakek, ada keperluan apa," tanya Admin. "Saya hanya menyampaikan bahwa sudah saatnya kamu berpindah dari agamamu ke Islam, seperti agama kakek," sahut kakek misterius itu.
Saya lihat sekeliling, tak ada yang terbangun dari dalam kemah lainnya. "Saya tidak bisa kakek, karena sudah delapan turunan, kami adalah penganut Kristen yang taat," jawab Admin. "Tidak, memang sudah saatnya kami mengikuti agama yang benar, yakni Islam, sebab sejak dalam perut ibumu, di dahimu sudah dituliskan Allah asma-Nya," tegas kakek tersebut. Saya lantas berpikir cepat. "Kalau memang kakek benar, apa kakek bisa menunjukkan mu'jizat sebagai tanda kebenaran dari Tuhan," pancing Admin. "Kalau itu soal gampang," kata kakek itu sambil tertawa. Entah bagaimana, tiba-tiba dari genggaman kakek itu muncul sebuah gelas kecil lagi bening. "Zam-zam, ambil air Zam-zam itu," perintah kakek itu kepada Admin sambil menyodorkan gelas dan menunjuk ke laut.
Mengertilah Admin kalau Admin mesti mengambil air laut itu. Kakek itu menyuruh Admin minum tiga tegukan. Anehnya, kala minum tidak asin, melainkan tawar. Baru saja selesai tegukan ketiga, tiba-tiba Admin merasakan gatal yang sangat hebat. Saya sadari rasa gatal itu dari jubah pastur, salib dan perlengkapan yang Admin kenakan kala itu.
Seketika itu juga melepaskan atribut kepasturan Admin. Begitu sudah lepas semua, tinggal celana dan sepatu, barulah rasa gatal yang hebat itu hilang. Rasanya seeperti digigit semut gatal yang sangat banyak. Mulai saat itu, mulai ada rasa takjub kepada kakek tersebut. "Siapa nama kakek, dan di mana kakek tinggal," tanya Admin. "nanti kamu juga tahu dengan sendirinya siapa Admin. Adapun tempat Admin di sana," kata kakek itu sambil menunjuk ke arah laut yang di kejauhan Admin lihat seperti ada lampu kelap-kelip. Namun,anehnya saat itu, seperti ada jalan dari tempat kami berdiri ke arah tempat yang ditunjuk kakek tersebut.
Kami lalu berjalan menyusuri jalan tersebut. Namun, di tengah perjalanan, kakek itu menghentikan langkahnya. "Belum saatnya kamu memasuki kediamanku, karena kamu masih belum suci. Kamu mesti beragama seperti agama kakek," kata kakek tersebut yang pembawaannya tenang dan berwibawa. Seketika saja kakek tersebut menghilang.
Belum sempat Admin berpikir banyak, tiba-tiba sebuah ombak menghantam muka Admin, dan seketika Admin sudah ada di air laut. Saya lalu bergegas keluar air menuju pantai. Sekali lagi aneh, yang basah cuma muka Admin, celana dan sepatu Admin masih kering seperti semula. Dengan masih terheran-heran,Admin memandang ke arah laut.
Seiring waktu, Admin pun masuk ke tenda dan merebahkan diri dan akhirnya tertidur. Pukul enam pagi Admin bangun dari pembaringan dan ingin melihat keadaan pantai di mana Admin bersama seorang kakek misterius terlibat dialog yang masih segar diingatan.
Saya perhatikan, memang masih ada jejak sepatu Admin di pantai. Bahkan, meski ombak beberapa kali menghantam pantai, jejak kaki Admin masih ada. Saya kenal betul bagaimana tapak sepatu Admin.
Sepulang dari Takisung itu lah, pikirannya Admin mulai berkecamuk. Keimanan Admin kepada ajaran Kristen sedikit demi sedikit mulai luntur,, Di tengah berkecamuknya pikiran apakah akan pindah agama atau tetap dalam kepercayaan lama, bahkan sempat terlibat perang Sampit, Admin (Hendra) kebetulan punya kenalan yang masih keluarga dari Guru Rosyad. Dari sini Admin punya keinginan untuk mempelajari Islam sedikit demi sedikit. Namun, oleh karena Guru Rosyad sakit-sakitan, beliau menyarankan agar Admin masuk Islam dengan bimbingan Abah Guru Sekumpul.
Diantar Guru Rosyad dan menantunya, Admin menghadap Abah Guru Sekumpul, di rumah beliau di Sekumpul, sekitar tahun 2001. Begitu melihat Admin, Abah Guru Sekumpul berkata, "Masih saja kah mencium secara tajam?" Saya kaget karena beliau langsung tahu kalau Admin bisa mencium bau suku tertentu. "Inggih," kata Admin. "Ibarat kebun binatang, perut kamu berkumpul banyak binatang," lanjut Abah Guru Sekumpul. Dan memang, karena Admin bersuku Dayak, dan masih bercampur dengan kepercayaan Kaharingan, ajian atau untalan apa saja sudah pernah masuk ke dalam perut Admin. "Kalau ingin berislam, kamu mesti dibersihkan dahulu," kata Abah Guru Sekumpul. Saya manut saja, ketika beliau menyuruh Admin mengambil air minum di dapur. Beliau menyuruh Admin meminum air tersebut dan beliau lalu menepuk pundak Admin.
Seketika Admin merasa mulas dan muntah-muntah. Ada banyak kotoran hitam yang keluar dari mulut Admin, sekira-kira satu mangkok ukuran sedang. Setelah beliau merasa sudah habis semua yang jelek-jelek dalam perut Admin, kemudian beliau menyuruh Admin berwudhu dan kemudian diislamkan dengan cara dituntun oleh beliau dua kalimat syahadat yang Admin ikuti dengan pelan. "Asyhaduan laa ilaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan rasulullaah," ucap Admin mengikuti.
Begitu selesai pengucapan dan disahkan oleh hadirin, plong lah sudah rasa di hati. Selesai acara pengislaman Admin, Admin kembali bercengkrama dengan Abah Guru Sekumpul. Kemudian Admin memaparkan kisah lama Admin di Pantai Takisung. Beliau sepertinya sudah mafhum. "Tahu kah kamu Nak, yang menemui kamu di Pantai Takisung itu ialah Nabi Khidr AS. Beliau itulah yang menguasai lautan maupun perairan. Apakah kamu ingin berjumpa kembali dengan beliau?" terang sekaligus tawar Abah Guru Sekumpul. "Inggih," jawab Admin singkat.
Beliau lalu menyuruh Admin mengambil air dalam baskom dari dapur. Beliau kemudian menyuruh Admin bertawasul ke Nabi Khidr AS , bershalawat serta menepuk air di baskom itu tiga kali. Ajaib, sekonyong-konyong keluarlah kakek seperti yang pernah Admin lihat di Pantai Takisung. Kakek yang adalah Nabi Khidr itu muncul sepinggang dari permukaan air baskom.
Saya cuma kagum tak bisa bicara. Abah Guru Sekumpul Admin lihat menunduk dan mengangguk tiga kali. Sekejap kemudian, Nabi Khidr sudah menghilang. "Nak, tadi beliau berpesan agar kamu benar-benar dalam beragama (Islam). Ibarat sekarang sudah diberi lembaran kertas putih, jangan sampai dibikin kotor lagi," kata Abah Guru Sekumpul. Saya (Hendra) mengingat betul pesan Nabi Khidr AS yang disampaikan melalui Abah Guru Sekumpul.
Abah juga menyampaikan nasihat tambahan. "Nak, bila kamu sudah Islam kemudian menjadi kaya raya, berarti Islam kamu tidak lah benar-benar. Namun, jika nanti kehidupanmu sulit dan susah, maka berarti kamu sudah beragama dengan benar. Sebab Allah berkehendak menguji keikhlasan kamu mengikut agama yang hak ini," papar Abah Guru Sekumpul. Saya hanya bisa menganggukkan kepala seraya berkata, "Inggih Abah."
Beliau kemudian berdoa memohon kepada Allah semoga Admin ditetapkan iman dan selamat dunia wal akhirat untuk bisa berkumpul dengan beliau kembali di akhirat.
Saya merinding jika mengingat peristiwa itu. Perlu diketahui bahwa selama Admin menjadi pastur di gereja di Banjarbaru itu, kehidupan Admin begitu menyenangkan, tak ada kesusahan. Tiap kali mau belanja atau apa saja, tinggal ambil duit di kas gereja. Pokoknya, sumbangan dari gereja yang lebih tinggi, dari Vatikan dan sumbangan jemaat begitu banyak, Admin tak pernah kekurangan uang, bahkan berlebih. Setelah Admin masuk Islam, kehidupan yang susah pun langsung Admin temui. Namun, untunglah, keluarga Guru Rosyad terkadang memanfaatkan jasa Admin menyetirkan mobil keluarga mereka, misal pergi ke undangan acara maulidan dan pengajian.
Pernah ada pengalaman aneh atau yang bisa disebut karamah Abah Guru Sekumpul. Kami rombongan malam-malam baru saja pulang dari Madurejo di salah satu kecamatan di Kabupaten Banjar. Pada tengah malam Admin menyetir mobil membawa rombongan keluarga Guru Rosyad, sementara Abah Guru dan rombongan lainnya di mobil lain di belakang kami. Begitu tiba di kawasan Astambul, mobil yang Admin setir tiba-tiba mogok. Sadarlah Admin kalau mobil sudah kehabisan bensin.
Tengah malam itu sudah tidak ada lagi kios bensin yang buka. tak berapa lama, tiba lah mobil di belakang yang membawa Abah Guru Sekumpul. Beliau keluar mobil, "Ada apa Nak," tanya beliau. "Kehabisan bensin Abah," ujar Admin. "Coba cari ember," perintah beliau. Saya pun mencoba mencari ember. Kebetulan di sisi jalan lain ada truk terparkir dan ada sopirnya. Saya tanya apakah punya ember dan syukurlah si sopir truk punya ember. Saya pinjam dan Admin bawa ke hadapan Abah Guru Sekumpul. "Ambil air ke sungai," saran beliau. Saya pun turun ke sungai di bawah jembatan Astambul mengambil air. "Masukkan air itu ke tangki bensin," perintah beliau lagi. Meski agak bingung Admin turuti saja perintah beliau. "Masih kurang." tanya beliau. Saya cuma mengangguk. "Tambahi lagi dua ember," tendas beliau. Setelah semua air dimasukkan, Admin diperintah menstarter mobil dan ajaib, mesin mobil hidup, dan penunjuk (indikator) bensin menunjukkan tanda full. Rombongan pun melanjutkan perjalanan. Sebelumnya, Abah Guru Sekumpul berpesan, jika sudah sampai ke rumah, buang kembali air dari tangki.
Kelebihan Abah Guru Sekumpul lainnya yang Admin temui langsung, pernah Admin lagi sakit dan mesti berobat ke dokter, namun tak punya duit. Saya lantas melapor ke kediaman Abah Guru Sekumpul. Saya ditemani seorang teman. Setelah dipersilakan penjaga regol Admin masuk. Abah Guru Sekumpul dari dalam rumah terlihat tergesa sambil memakai sarung. "Kenapa Nak, ada masalah apa," tanya beliau penuh kasih Adminng. Saya pun mengisahkan kesulitan akibat sakit namun tak punya duit. Beliau dengan sigap merogoh buntalan sarung dan mengambil sesuatu. "Nah ini Nak, untuk berobat," ucap beliau. Saya mengucap terima kasih, mengecup tangan beliau dan permisi. Namun, berjalan keluar rumah beliau itu dengan hati bertanya-tanya.Teman Admin bilang ada yang aneh, karena waktu masuk rumah, tampak sekali Abah Guru Sekumpul memakai sarung dan mustahil sempat memasukkan uang ke buntalan sarung. Ketika sampai ke dokter Admin berobat, periksa dan menebus obat. Sekali lagi ajaib. uang yang diminta dokter maupun apoteker, totalnya pas Rp250 ribu, sejumlah uang yang dikasih Abah Guru Sekumpul.
Pernah Admin meminta uang ke paman Admin yang adalah pendeta terhormat di gereja Banjarmasin, namun karena dia tahu kalau Admin sudah Muslim, Admin malah dihardik. Bahkan bukan uang yang Admin terima, melainkan hantaman gelas ke pelipis kanan, hingga sobek dan mengucurkan darah. Saya pulang dan mengadu ke Abah Guru Sekumpul. Beliau mengingatkan agar Admin tak usah dendam. "Rasulullah sering dianiaya, dihina dan dicaci oleh umatnya yang belum beriman, namun Rasulullah tetap sabar, tak dendam bahkan beliau mendoakan agar orang tadi mendapat hidayah dari Allah," nasihat beliau.
Itulah kenangan Admin (Hendra si mantan pastur) bersama Abah Guru Sekumpul Mungkin bubuhan pian sdh mambaca kisah ini,tapi mudahan imbah mambaca kisah ini kita makin cinta lawan ABAH GURU SEKUMPUL...Aamiin
Comments
Post a Comment